Rabu, 31 Desember 2014

makalah


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi berlangsung searah bila dalam proses komunikasi itu tidak ada umpan balik dari komunikasi kepada komunikator. Dalam proses ini komunikator memberikan pesan kepada komunikan dan komunikan menerima apa saja yang dikemukakan oleh komunikator, tanpa memberikan respon balik terhadap pesan yang diterimanya. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Sedangkan komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. R Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka.Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain.

A.     RUMUSAN MASALAH

1.      Sebutkan jenis-jenis komunikasi beserta penjelasannya!

2.      Apa pengertian dari sistem komunikasi kelompok?

3.      Sebutkan fungsi-fungsi sistem komunikasi kelompok beserta penjelasannya!

4.      Apa pengertian dari sistem komunikasi interpersonal?

5.      Bagaimana proses pembentukan dan pengelolaan kesan dalam sistem komunikasi interpersonal?

 

B.     TUJUAN

1.      Untuk mengetahui jenis-jenis komunikasi beserta penjelasannya

2.      Untuk mengetahui pengertian dari sistem komunikasi kelompok

3.      Untuk mengetahui fungsi-fungsi sistem komunikasi kelompok beserta penjelasannya

4.      Untuk mengetahui pengertian dari sistem komunikasi interpersonal

5.      Untuk mengetahui proses pembentukan dan pengelolaan kesan dalam sistem komunikasi interpersonal.

C.     MANFAAT

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca bisa dapat mengetahui dan memahami materi tentang jenis-jenis komunikasi, sistem kelompok dan interpersonal yang kami buat untuk memenuhi tugas ini.

 

 

 












                                                            BAB II
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
A.  PENGERTIAN

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya.

Definisi lain menegnai komunikasi kelompok adalah suatu iteraksi secara bertatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi infomasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secaratepat.

Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat untuk mengambil suatu keputusan.

Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

1.      Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

2.      Kelompok memiliki sedikit partisipan;

3.      Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;

4.      Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

5.      Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.

 

Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis, yaitu :

1.      Anggota-anggota kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of belonging) yang tidak dimiliki orang yang bukan anggota.

2.      Nasib anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait dalam cara tertentu dengan hasil yang lain.

 

B.    PRINSIP-PRINSIP DASAR KOMUNIKASI KELOMPOK

Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.

Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder, merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan

 dan keinginannya berbagi informasi dalam hamper semua aspek kehidupan.

Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat merupakan sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya

(kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan alat untuk memecahkan persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah).

 Jadi, banyak manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam seuatu kelompok yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang penyendiri, orang yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang yang antisosial.

Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang dikemukakan diatas  tersebut, yaitu :

a.     elemen pertama adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting, karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan dosen atau rekan mahasiswa yang lain.

b.   elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara.

c.   elemen yang ketiga adalah ukuran atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang, 3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut, muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok lainnya.

    Dengan smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama.

d.   elemen terakhir adalah tujuan yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau lebih tujuannya.

C.    FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK

1.                  Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai dan menghibur.

2.                  Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan mempertukarkan pengetahun.

     Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi. Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi interaksi di antara para anggota kelompok.

Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya.

Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan msing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.

3.                  Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.

Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya. Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.

4.                  Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making) berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.

5.                  Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnhya.

Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat. namun usaha utamanya adalh membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai konsensus.

Contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkotika, kelompok perokok berat dan sebagainya.

Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi dikenal dengan nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana yang mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota dalam diskusi yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi terapi yang akan mengaturnya.

 

D.    PENGARUH KELOMPOK PADA PRILAKU KOMUNIKASI

KON FORMITAS

Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompoks sebagai akibat tekanan kelompok-yang real atau dibayangkan, Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.

Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok.

Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya untuk setuju juga.

Contoh :

Pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai politik yang dihadiri oleh 33 orang perwakilan daerah. Salah seorang calon ketua umum (misalnya A) merancang 5 orang perwakilan daerah tersebut untuk berbicara dalam rapat pemilihan tersebut dan menyatakan pilihannya pada A. Maka setelah kelima orang tersebut selesai berbicara, anggota-anggota perwakilan daerah lainnya tanpa sadar akan ”terbawa” pada pendapat/pilihankelima orang tersebut, sehingga akan terpilih Calon A menjadi Ketua Umum.

 

FASILITASI SOSIAL

Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah) menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek pembangkit energi pada perilaku individu.

Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan adalah perilaku yang kita kuasai.

Bila respon yang dominan itu adalah yang benar, terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah, terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.

Contoh :

Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan terlihat baik perilakunya . Akan tetapi, ketika anak ini berada di tengah-tengah kelompoknya (baca : Geng Nero), maka perilakunya akan berubah menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya terheran-heran dibuatnya, karena tidak menyangka anaknya bisa seperti itu, padahal di rumah ia terlihat diam dan kalem.

*      

*      POLARISASI
            Polarisasi adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras. Jadi polarisasi adalah proses mengkutub, baik ke arah mendukung/positif/pro maupun kea rah menolak/negative/kontra dalam suatu masalah yang diperdebatkan.

 

E.     FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KOMUNIKASI KELOMPOK

Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:

a.       melaksanakan tugas kelompok

b.      memelihara moral anggota-anggotanya.

      Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation).

 Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok.

Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua factor,

yaitu: factor situasional (karateristik kelompok dan factor personal (karateristik para anggota kelompok).

Faktor situasional meliputi:

a.       ukuran kelompok,

b.      jaringan komunikasi,

c.       kohesi kelompok,

d.      dan kepemimpinan.

  factor personal meliputi:

a.       kebutuhan interpersonal,

b.      tindak komunikasi,

c.       peranan.

Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok sebagai berikut :

1)    Ukuran kelompok

Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja

kelompok/performance bergantung pada jenis tugas yang harus diselesaikan oleh kelompok.

Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif.

Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi.Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan produk, atau keputusan.

               Faktor lain yang mempengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang konvergen (mencapai satu pemecahan yang benar).

maka hanya diperlukan kelompok kecil supaya sangat produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, ketrampilan, dan kemampuan yang terbatas.

Bila tuga memerlukan kegiatan yang divergen (menghasilkan berbagai kegiatan gagasan kreatif ), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar.

 

 

 

2) Jaringan komunikasi

Bagan atau gambar Jaringan Kelompok Roda, Rantai, Y, Lingkaran, dan Jaringan Kelompok Bintang secara lebih lengkap dapat dilihat di buku Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi.

Pada jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin, menjadi fokus perhatian.

Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan pemimpinnya.
     Pada jaringan komunikasi rantai; A dapat berkomunikasi dengan B, B dapat berkomunikasi dengan dengan C, C dapat berkomunikasi dengan dengan D, dan begitu seterusnya.

Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang di sampingnya.

Pada jaringan komunikasi lingkaran; setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan perkataan lain, dalam model ini tidak ada pemimpin .

Pada jaringan komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all channel, setiap anggota dapat berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain.

Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit menemukan bahwa jaringan komunikasi roda, yaitu yang paling memusat dari seluruh jaringan komunikasi, menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan terorganisasi.

Sedangkan kelompok lingkaran, yang paling tidak memusat, adalah yang paling lambat dalam memacahkan masalah.

Jaringan komunikasi lingkaran cenderung melahirkan sejumlah kesalahan.

Penelitian-penelitian selanjutnya membuktikan bahwa pola komunikasi yang paling efektif adalah pola semua saluran.

Mengapa? Karena pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling memberikan kepuasan kepada anggota serta paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu berhubungan dengan masalah yang sulit.


Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan kepuasan paling rendah.

3) Kohesi kelompok

Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang akrab, kestiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam.

Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok.

Kohesi kelompok diukur dari :

a.       keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain

b.      ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok

c.       sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya.

Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok kohesif, sebagai berikut :

1.                Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh dukungan kelompok.  Jika gagasannya sesuai dengan mayoritas anggota kelompok.

2.                Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin dipengaruhi persuasi. Ada tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan, dan tindakan.

3.                Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus

memperhitungkan distribusi komunikasi di antara anggota-anggota kelompok.

4.                Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada

       kelompok, kelompok yang lebih kohesif akan cenderung menolak pesan.

5.                Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka komunikator dapat meningkatkan kohesi kelompok agar kelompok mampu menolak pesan yang bertentangan.

4) Kepemimipinan

Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok. Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.

F.    BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI KELOMPOK

Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya tiga klasifikasi kelompok.

1.                KELOMPOK PRIMER DAN SEKUNDER

Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita.

Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:

a.    Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja).

 Meluas, artinya sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.

b.      Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.

c.       Komunikasi kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan kelompok primer adalah sebaliknya.

d.      Komunikasi kelompok primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.

e.       Komunikasi kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.

 

2.        KELOMPOK KEANGGOTAAN DAN KELOMPOK RUJUKAN

Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group).

Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu.

Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap.

        Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus saya capai (fungsi normatif).

Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman, dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui (fungsi perspektif).

Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya dalam berkomunikasi.

 

3.      KELOMPOK DESKRIPTIF DAN KELOMPOK PRESIKRIPTIF

John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif.

Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.

Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi, kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga:

a. kelompok tugas;

b. kelompok pertemuan dan

c. kelompok penyadar.

Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah, misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara pokok.

Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh kelompok pertemuan.

Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.

Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok.

 Cragan dan Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar, simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.


G.        Jenis-Jenis Komunikasi
Komunikasi seperti dipaparkan didepan dapat berlangsung searah tetapi juga dapat berlangsung dua arah. Komunikasi berlangsung searah bila dalam proses komunikasi itu tidak ada umpan balik dari komunikan kepada komunikator.
Dalam proses ini komunikator memberikan pesan kepada komunikan, dan komunikan menerima apa saja yang dikemukakan oleh komunikator, tanpa memberikan respon balik terhadap pesan yang diterimanya. Dengan demikian komunikasi lebih bersifat pasif.
Komunikasi yang dua arah adalah komunikasi yang menempatkan komunikan lebih aktif, dalam arti komunikan dapat atau diterima dari komunikator. Dengan demikian dalam komunikasi dua arah baik komunikator maupun komunikan saling memberikan umpan, sehingga masing-masing pihak aktif dalam proses komunikasi.
Dalam komunikasi dua arah komunikan tidak hanya tinggal menerima saja pesan dari komunikator, tetapi ikut aktfi menganalisis, menanggapi apa yang dikemukakan komunikator.
Bila komunikasi searah dibandingkan dengan komunikasi dua arah, maka pada komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang menempatkan komunika lebih aktif dalam melihat pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Dengan demikian pesan akan diterima lebih mapan, lebih mantap bila dibandingkan dengan komunikasi yang searah. Oleh karena itu komunikasi dua arah pada umumnya merupakan komunikasi yang lebih baik daripada komunikasi yang searah.
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
A.    PENGERTIAN
komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. 
R Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih
 secara tatap muka.Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain.
 Komunikasi jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadikkomunikasi publik, dan komunikasi kelompok kecil. Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal. Cara dan bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti keadaan-keadaan ini.
B.     PERSEPSI INTERPERSONAL
Persepsi Interpersonal didefinisikan sebagai "memberikan makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal" (Jalaludin Rakhmat, 2005) kita pun bisa menyadari bahwa ternyata kita pun hidup dalam persepsi orang lain. Dan orang lain pun hidup dalam persepsi kita.
Syarat persepsi interpersonal diantaranya
a.       stumuli mungkin sampai kepada kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang disampaikan pihak ketiga.
b.      mencoba memahami apa yang tampak pada alat indera kita.
c.       faktor-faktor personal dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan dengan orang tersebut, menyebabkan persepsi interpersonal sampai cenderung untuk keliru (objek tidak berekasi)
d.      berobjekkan manusia kemudian menjadi mudah salah


C.    FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL PADA PERSEPSI INTERPERSONAL
Factor-faktor situasional pada persepsi interpersonal terdiri dari :
1.      Deskripsi verbal
Menurut eksperimen Solomon E. Asch, bahwa kata yang disebutkan pertama akan mengarahkan penilaian selanjutnya. Pengaruh kata pertama ini kemudian terkenal sebagai primacy effect. Menurut teori Asch, ada kata-kata tertentu yang mengarahkan seluruh penilaian kita tentang orang lain. Jika kata tersebut berada ditengah rangkaian kata maka disebut central organizing trait.
Walaupun teori Asch ini menarik untuk melukiskan bagaiana cara orang menyampaikan berita tentang orang lain mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu, dalam kenyataan kita jarang melakukannya. Jarang kita melukiskan orang dengan menyebut rangkaian kata sifat. Kita biasanya mulai pada central trait, menjelaskan sifat itu secara terperinci, baru melanjutkan pada sifat-sifat yang lain.
2.      Petunjuk proksemik
Proksemik adalah studi tentang penggunaan jarak daam menyamaikan pesan; istilah ini dilahirkan oleh antroplog intercultural Eward T. Hall. Jarak yang dibuat individu dalam hubungannya dengan orang lain menunjukkan tingkat keakraban di antara mereka. Pertama, seperti Edward T. Hall, kita juga menyimpulkan keakraban seorang dengan orang lain dari jarak mereka, seperti yang kita amati. Kedua, erat kaitannya dengan yang pertama, kira menangapi sifat orang lain dari cara orang itu membuat jarak dengan kita. Ketiga, caranya orang mengatur ruang mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu.
3.      Petunjuk Kinesik
Petunjuk kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan orang lain yang ditunjukkan kepada kita. Beberapa penelitian membuktikan bahwa persepsi yang cermat tentang sifat-sifat dari pengamatan petunjuk kinesik. Begitu pentingnya petunjuk kinesik, sehingga apabila petunjuk-petunjuk lalin (seperti ucapan) bertentangan dengan petunjuk kinesik, orang mempercayai yang terakhir. Mengapa? Karena petunjuk kinesik adalah yang paling sukar untuk dikendalikan secara sadar oleh orang yang menjadi stimuli (selanjutnya disebut persona stimuli-orang yang dipersepsi;lawan dari persona penanggap).
4.      Petunjuk Wajah
Dale G. Leather mengatakan "Wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam komunikasi interpersonal. Inilah alat yang sangat penting dalam menyampaikan makna. Dalam beberapa detik ungkapan wajah dapat menggerakkan kita ke puncak keputusan. Kita menelaah wajah rekan dan sahabat kita untuk perubahan-perubahan halus dan nuansa makna dan mereka,pada gilirannya, menelaah kita."
5.      Petunjuk paralinguistic
Yang dimaksud paralinguistik ialah cara orang mengucapkan lambing-lambang verbal. Jadi, jika petunjuk verbal menunjukkan aoa yang diucapkan, petunjuk paralinguistik mencerminkan bagaimana mengucapkannya. Ini meliputi tinggi-rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi (perilaku ketika melakukan komunikasi atau obrolan). Suara keras akan dipersepsi marah atau menunjukkan hal yang sangat penting.
Tempo bicara yang lambat, ragu-ragu, dan tersendat-sendat, akan dipahami sebagai ungkapan rendah diri atau … kebodohan. Dialek ug digunakan menentukan persepsi juga. Bila perilaku komunikasi (cara bicara) dapat memberikan petunjuk tentang kepribadian persona stimuli, suara mengungkapkan keadaan emosional.


6.      Petunjuk artifaktual
Petunjuk artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance) sejak potongan tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, pangkat, badge, dan atribut-atribut lainnya. Bila kita mengetahui bahwa seseorang memiliki satu sifat (misalnya, cantik atau jelek), kita beranggapan bahwa ia memiliki sifat-sifat tertentu (misalnya,periang atau penyedih); ini disebut halo effect. Bila kita sudah menyenangi seseorang, maka kita cenderung melihat sifat-sifat baik pada orang itu dan sebaliknya.
D.    PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSONAL PADA PERSEPSI INTERPERSONAL

Faktor Personal pada persepsi interpersonal :
1.      Pengalaman
Pengalaman tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi.(Jalaludin Rahmat,2005:89) Penglaman sangat mempengaruhi kecermatan persepsi, terkadang pengalaman sangat membantu tapi pengalaman pula kerap kali yang membuat kita terbelenggu dalam mempersepsi
2.      Motivasi
Motivasi lebih menstimulus kita untuk melakukan respon, misalnya ketika kita lelah kita akan lebih memilih untuk beristirahat. Motivasi yang sering mempengaruhi persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai "dunia yang adil" artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil (Jalaludin Rahmat ,2005)
3.      Kepribadian 
Secara kasar definisi Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap tiap individu manusia (Koentjaraningra, 2009) kepribadian komunikator dan komunikan sangat mempengaruhi persepsi yang ada.

E.     PROSES PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN KESAN
Proses Pembentukan Kesan :
1.      Steorotyping 
Stereotipe adalah pendapat atau prasangka mengenai orang-orang dari kelompok tertentu, dimana pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa orang-orang tersebut termasuk dalam kelompok tertentu tersebut. Stereotipe dapat berupa prasangka positif dan negatif, Sebagian orang menganggap segala bentuk stereotipe negatif. Stereotipe jarang sekali akurat, biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya dikarang-karang (wikipedia). Stereotyping ini juga menjalaskan terjadinya primacy effect dan halo effect yang sudah kita jelaskan dimuka. Primacy effect secara sederhana menunjukkan bahwa kesan pertama amat menentukan; karena kesan itulah yang menentukan kategori. Begitu pula, halo effect. Persona stimuli yang sudah kita senangi telah mempunyai kategori tertentu yang positif, dan pada kategori itu sudah disimpan semua sifat yang baik(Jalaludin Rahmat , 2005)
2.      Implicit personality theory
Memberikan kategori berarti membuat konsep. Konsep "makanan" mengelompokkan donat, pisang, nasi, dan biscuit dalam kategori yang sama. Konsep "bersahabat" meliputi konsep-konsep ramah, suka menolong, toleran, tidak mencemooh dan sebagainya. Disini kita mempunya asumsi bahwa orang ramah pasti suka menolong, toleran, dan tidak akan mencemooh kita. Setiap orang mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa yang berkaitan dengan sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika membuat kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, kerena itu disebut implicit personality theory. Dalam kehidupan sehari-hari, kita semua psikolog, amatir, lengkap dengan berbagi teori kepribadian. Suatu hari anda menemukan pembantu anda sedang bersembahyang, anda menduga ia pasti jujur, saleh, bermoral tinggi. Teori anda belum tentu benar, sebab ada pengunjung masjid atau gereja yang tidak saleh dan tidak bermoral. (Jalaludin Rahmat ,2005
3.       Atribusi
Atribusi adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan melihat pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979). Fritz Heider (1958) adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut Heider, bila kita mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu apa yang menyebabkannya; factor situasional atau personal; dalam teori atribusi lazim disebut kausalitas eksternal dan kausalitas internal (Jones dan Nisbett, 1972).














BAB III
PENUTUP
A.                 KESIMPULAN
Bahwa secara umum tujuan diadakannya bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu peserta didik atau siswa dalam memahami diri dan lingkungan, mengarahkan diri, menyesuaikan diri dengan lingkungan dan mengembangkan potensi dan kemandirian diri secara optimal pada setiap tahap perkembangannya.

B.                 PENUTUP
Demikian makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang membacanya. Tentulah penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah yang akan datang.
















DAFTAR PUSTAKA

Anisa tia ulfa konsep dasar BK
Anisatiaulfa.blogspot.com/2013/04/konsep-dasar-bk-di-sd.html

Anwar Arifin, 1984, Strategi Komunikasi: Suatu Pengantar Ringkas, Bandung: Armico


Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya.


Jalaludin Rakhmat, 1994, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.
Littlejohn, 1999, Theories of Human Communication, Belmont, California: Wadsworth Publishing Company.


Wiryanto, 2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.


Sumber : http://massofa.wordpress.com



Konter CHEAP COMP

CHEAP COMP Cheap Comp adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang pendistribusian sebagai Distributor Pulsa All Oper...