BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi berlangsung searah bila dalam proses komunikasi itu tidak ada
umpan balik dari komunikasi kepada komunikator. Dalam proses ini komunikator
memberikan pesan kepada komunikan dan komunikan menerima apa saja yang
dikemukakan oleh komunikator, tanpa memberikan respon balik terhadap pesan yang
diterimanya. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara
beberapa orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti dalam rapat,
pertemuan, konferensi, dan sebagainya. Kelompok ini misalnya adalah keluarga,
kelompok diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah
berapat untuk mengambil suatu keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga
melibatkan komunikasi antarpribadi. Sedangkan komunikasi interpersonal adalah
komunikasi yang membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang. R Wayne Pace mengatakan bahwa
komunikasi interpersonal adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2
orang atau lebih secara tatap muka.Komunikasi Interpersonal menuntut berkomunikasi dengan orang lain.
A. RUMUSAN MASALAH
1.
Sebutkan jenis-jenis komunikasi
beserta penjelasannya!
2.
Apa pengertian dari sistem
komunikasi kelompok?
3.
Sebutkan fungsi-fungsi sistem
komunikasi kelompok beserta penjelasannya!
4.
Apa pengertian dari sistem
komunikasi interpersonal?
5.
Bagaimana proses pembentukan dan
pengelolaan kesan dalam sistem komunikasi interpersonal?
B. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui jenis-jenis
komunikasi beserta penjelasannya
2.
Untuk mengetahui pengertian dari
sistem komunikasi kelompok
3.
Untuk mengetahui fungsi-fungsi
sistem komunikasi kelompok beserta penjelasannya
4.
Untuk mengetahui pengertian dari sistem
komunikasi interpersonal
5.
Untuk mengetahui proses
pembentukan dan pengelolaan kesan dalam sistem komunikasi interpersonal.
C. MANFAAT
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca bisa dapat mengetahui dan
memahami materi tentang jenis-jenis komunikasi, sistem kelompok dan
interpersonal yang kami buat untuk memenuhi tugas ini.
BAB
II
SISTEM KOMUNIKASI KELOMPOK
A. PENGERTIAN
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang
berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok kecil masyarakat seperti
dalam rapat, pertemuan, konferensi, dan sebagainya.
Definisi lain menegnai komunikasi kelompok adalah
suatu iteraksi secara bertatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan
yang telah diketahui, seperti berbagi infomasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secaratepat.
Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai
kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana
kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.
Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai
tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama,
mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok
tersebut (Deddy Mulyana, 2005). Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok
diskusi, kelompok pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah berapat
untuk mengambil suatu keputusan.
Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan
komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi
berlaku juga bagi komunikasi kelompok.
Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1.
Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2.
Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3.
Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4.
Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5.
Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama
lain.
Jadi, ada dua tanda kelompok secara psikologis,
yaitu :
1. Anggota-anggota
kelompok merasa terikat dengan kelompok (ada sense of belonging) yang tidak
dimiliki orang yang bukan anggota.
2. Nasib
anggota-anggota saling bergantung, sehingga hasil setiap orang terkait dalam
cara tertentu dengan hasil yang lain.
B. PRINSIP-PRINSIP DASAR
KOMUNIKASI KELOMPOK
Kelompok merupakan bagian yang tidak dapat
dilepaskan dari aktivitas kita sehari-hari.
Kelompok baik yang bersifat primer maupun sekunder,
merupakan wahana bagi setiap orang untuk dapat mewujudkan harapan
dan keinginannya berbagi informasi
dalam hamper semua aspek kehidupan.
Ia bias merupakan media untuk mengungkapkan
persoalan-persoalan pribadi (keluarga sebagai kelompok primer), ia dapat
merupakan sarana meningkatkan pengethuan para anggotanya
(kelompok belajar) dan ia bias pula merupakan alat untuk memecahkan
persoalan bersama yang dihadapi seluruh anggota (kelompok pemecahan masalah).
Jadi, banyak
manfaat yang dapat kita petik bila kita ikut terlibat dalam seuatu kelompok
yang sesuai dengan rasa ketertarikan (interest) kita. Orang yang memisahkan
atau mengisolasi dirinya dengan orang lain adalah orang yang penyendiri, orang
yang benci kepada orang lain (misanthrope) atau dapat dikatakan sebagai orang
yang antisosial.
Ada empat elemen yang muncul dari definisi yang
dikemukakan diatas tersebut, yaitu :
a. elemen pertama
adalah interaksi dalam komunikasi kelompok merupakan faktor yang penting,
karena melalui interaksi inilah, kita dapat melihat perbedaan antara kelompok
dengan istilah yang disebut dengan coact. Coact adalah sekumpulan orang yang
secara serentak terkait dalam aktivitas yang sama namun tanpa komunikasi satu
sama lain. Misalnya, mahasiswa yang hanya secara pasif mendengarkan suatu
perkuliahan, secara teknis belum dapat disebut sebagai kelompok. Mereka dapat
dikatakan sebagai kelompok apabila sudah mulai mempertukarkan pesan dengan
dosen atau rekan mahasiswa yang lain.
b. elemen yang kedua adalah waktu. Sekumpulan
orang yang berinteraksi untuk jangka waktu yang singkat, tidak dapat
digolongkan sebagai kelompok. Kelompok mempersyaratkan interaksi dalam jangka
waktu yang panjang, karena dengan interaksi ini akan dimiliki karakteristik
atau ciri yang tidak dipunyai oleh kumpulan yang bersifat sementara.
c. elemen yang ketiga adalah ukuran
atau jumlah partisipan dalam komunikasi kelompk. Tidak ada ukuran yang pasti
mengenai jumlah anggota dalam suatu kelompok. Ada yang memberi batas 3-8 orang,
3-15 orang dan 3-20 orang. Untuk mengatasi perbedaan jumlah anggota tersebut,
muncul konsep yang dikenal dengan smallness, yaitu kemampuan setiap anggota
kelompk untuk dapat mengenal dan memberi reaksi terhadap anggota kelompok
lainnya.
Dengan
smallness ini, kuantitas tidak dipersoalkan sepanjang setiap anggota mampu mengenal dan
memberi rekasi pada anggota lain atau setiap anggota mampu melihat dan
mendengar anggota yang lain/seperti yang dikemukakan dalam definisi pertama.
d. elemen terakhir adalah tujuan
yang mengandung pengertian bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok akan membantu
individu yang menjadi anggota kelompok tersebut dapat mewujudkan satu atau
lebih tujuannya.
C. FUNGSI KOMUNIKASI KELOMPOK
1. Fungsi pertama dalam kelompok adalah hubungan sosial, dalam arti
bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial di
antara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan
kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan sktivitas yang informal, santai
dan menghibur.
2. Pendidikan adalah fungsi kedua dari kelompok, dalam arti bagaimana sebuah
kelompok secara formal maupun informal bekerja unutk mencapai dan
mempertukarkan pengetahun.
Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan dari para anggota
kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat terpenuhi.
Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru
yang dikontribusikan, jumlah partisipan dalam kelompok serta frekuensi
interaksi di antara para anggota kelompok.
Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika
setiap anggota kelompk membawa pengetahuan yang berguna bagi kelompoknya.
Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan
msing-masing anggota, mustahil fungai edukasi ini akan tercapai.
3. Dalam fungsi persuasi, seorang anggota kelompok berupaya mempersuasikan anggota lainnya supaya
melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
Seseorang yang terlibat usaha-usaha persuasif dalam
suatu kelompok, membawa resiko untuk tidak diterima oleh para anggota lainnya.
Misalnya, jika usaha-usaha persuasif tersebut terlalu bertentangan dengan
nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru orang yang berusaha
mempersuasi tersebut akan menciptakan suatu konflik, dengan demikian malah
membahayakan kedudukannya dalam kelompok.
4. Fungsi keompok juga dicerminkan dengan kegiatan-kegiatannya untuk
memecahkan persoalan dan membuat keputusan-keputusan. Pemecahan masalah
(problem solving) berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak
diketahui sebelumnya; sedangkan pembuatan keputusan (decision making)
berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahn masalah
menghasilkan materi atu bahan untuk pembuatan keputusan.
5. Terapi adalah fungsi kelima dari kelompok. Kelompok terapi memiliki
perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki
tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai
perubahan personalnhya.
Tentunya, individu tersebut harus berinteraksi
dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat. namun
usaha utamanya adalh membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai
konsensus.
Contoh dari kelompok terapi ini adalah kelompok
konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkotika, kelompok perokok berat dan
sebagainya.
Tindak komunikasi dalam kelompok-kelompok terapi
dikenal dengan nama pengungkapan ciri (self disclosure). Artinya, dalam suasana
yang mendukung, setiap anggota dianjurkan untuk berbicara secara terbuka
tentang apa yang menjadi permasalahannya. Jika muncul konflik antar anggota
dalam diskusi yang dilakukan, orang yang menjadi pemimpin atau yang memberi
terapi yang akan mengaturnya.
D. PENGARUH KELOMPOK PADA PRILAKU
KOMUNIKASI
KON FORMITAS
Konformitas adalah perubahan perilaku atau
kepercayaan menuju (norma) kelompoks sebagai akibat tekanan kelompok-yang real
atau dibayangkan, Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada
kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama.
Jadi, kalau anda merencanakan untuk menjadi ketua
kelompok,aturlah rekan-rekan anda untuk menyebar dalam kelompok.
Ketika anda meminta persetujuan anggota, usahakan
rekan-rekan anda secara persetujuan mereka. Tumbuhkan seakan-akan seluruh
anggota kelompok sudah setuju. Besar kemungkinan anggota-anggota berikutnya
untuk setuju juga.
Contoh :
Pada waktu pemilihan Ketua Umum sebuah partai
politik yang dihadiri oleh 33 orang perwakilan daerah. Salah seorang calon
ketua umum (misalnya A) merancang 5 orang perwakilan daerah tersebut untuk
berbicara dalam rapat pemilihan tersebut dan menyatakan pilihannya pada A. Maka
setelah kelima orang tersebut selesai berbicara, anggota-anggota perwakilan
daerah lainnya tanpa sadar akan ”terbawa” pada pendapat/pilihankelima orang
tersebut, sehingga akan terpilih Calon A menjadi Ketua Umum.
FASILITASI SOSIAL
Fasilitasi (dari kata Prancis facile, artinya mudah)
menunjukkan kelancaran atau peningkatan kualitas kerja karena ditonton
kelompok. Kelompok mempengaruhi pekerjaan sehingga menjadi lebih mudah. Robert
Zajonz (1965) menjelaskan bahwa kehadiran orang lain-dianggap-menimbulkan efek
pembangkit energi pada perilaku individu.
Efek ini terjadi pada berbagai situasi sosial, bukan
hanya didepan orang yang menggairahkan kita. Energi yang meningkat akan
mempertingi kemungkinan dikeluarkannya respon yang dominan. Respon dominan
adalah perilaku yang kita kuasai.
Bila respon yang dominan itu adalah yang benar,
terjadi peningkatan prestasi. Bila respon dominan itu adalah yang salah,
terjadi penurunan prestasi. Untuk pekerjaan yang mudah, respon yang dominan
adalah respon yang banar; karena itu, peneliti-peneliti melihat melihat
kelompok mempertinggi kualitas kerja individu.
Contoh :
Seorang anak sekolah ketika berada di rumah akan
terlihat baik perilakunya . Akan tetapi, ketika anak ini berada di
tengah-tengah kelompoknya (baca : Geng Nero), maka perilakunya akan berubah
menjadi nakal dan agresif. Bahkan ibunya terheran-heran dibuatnya, karena tidak
menyangka anaknya bisa seperti itu, padahal di rumah ia terlihat diam dan
kalem.
POLARISASI
Polarisasi
adalah kecenderungan ke arah posisi yang ekstrem. Bila sebelum diskusi kelompok
para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum
diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi
mereka akan menentang lebih keras. Jadi polarisasi adalah proses mengkutub,
baik ke arah mendukung/positif/pro maupun kea rah menolak/negative/kontra dalam
suatu masalah yang diperdebatkan.
E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KOMUNIKASI KELOMPOK
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai
dua tujuan:
a.
melaksanakan tugas kelompok
b.
memelihara moral anggota-anggotanya.
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja
kelompok-disebut prestasi (performance) tujuan kedua diketahui dari tingkat
kepuasan (satisfacation).
Jadi, bila
kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok
belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang
diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya
dalam kegiatan kelompok.
Efektivitas kelompok dipengaruhi oleh dua factor,
yaitu: factor situasional (karateristik kelompok dan
factor personal (karateristik para anggota kelompok).
Faktor
situasional meliputi:
a.
ukuran kelompok,
b.
jaringan komunikasi,
c.
kohesi kelompok,
d. dan
kepemimpinan.
factor personal meliputi:
a. kebutuhan
interpersonal,
b. tindak
komunikasi,
c. peranan.
Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi
efektifitas komunikasi kelompok sebagai berikut :
1)
Ukuran kelompok
Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi
kerja
kelompok/performance bergantung pada jenis tugas
yang harus diselesaikan oleh kelompok.
Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas
kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif.
Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja
sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi.Pada tugas interaktif,
anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasilkan
produk, atau keputusan.
Faktor lain yang mempengaruhi
hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalah tujuan kelompok. Bila tujuan
kelompok memerlukan kegiatan yang konvergen (mencapai satu pemecahan yang
benar).
maka hanya diperlukan kelompok kecil supaya sangat
produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber,
ketrampilan, dan kemampuan yang terbatas.
Bila tuga memerlukan kegiatan yang divergen
(menghasilkan berbagai kegiatan gagasan kreatif ), diperlukan jumlah anggota
kelompok yang lebih besar.
2) Jaringan komunikasi
Bagan atau gambar Jaringan Kelompok Roda, Rantai, Y,
Lingkaran, dan Jaringan Kelompok Bintang secara lebih lengkap dapat dilihat di
buku Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi.
Pada jaringan komunikasi model roda; seseorang,
biasanya pemimpin, menjadi fokus perhatian.
Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok,
tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan pemimpinnya.
Pada
jaringan komunikasi rantai; A dapat berkomunikasi dengan B, B dapat
berkomunikasi dengan dengan C, C dapat berkomunikasi dengan dengan D, dan
begitu seterusnya.
Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat
berhubungan dengan orang-orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi
ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang di
sampingnya.
Pada jaringan komunikasi lingkaran; setiap orang
hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, di samping kiri dan kanannya.
Dengan perkataan lain, dalam model ini tidak ada pemimpin .
Pada jaringan komunikasi bintang, disebut juga
jaringan komunikasi semua saluran/all channel, setiap anggota dapat
berkomunikasi dengan semua anggota kelompok yang lain.
Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit
menemukan bahwa jaringan komunikasi roda, yaitu yang paling memusat dari
seluruh jaringan komunikasi, menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan
terorganisasi.
Sedangkan kelompok lingkaran, yang paling tidak
memusat, adalah yang paling lambat dalam memacahkan masalah.
Jaringan komunikasi lingkaran cenderung melahirkan
sejumlah kesalahan.
Penelitian-penelitian selanjutnya membuktikan bahwa
pola komunikasi yang paling efektif adalah pola semua saluran.
Mengapa? Karena pola semua saluran tidak terpusat
pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling memberikan kepuasan kepada
anggota serta paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu berhubungan
dengan masalah yang sulit.
Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan kepuasan paling rendah.
3) Kohesi kelompok
Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok
yang tinggi, hubungan interpersonal yang akrab, kestiakawanan, dan perasaan
“kita” yang dalam.
Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang mendorong
anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya
meninggalkan kelompok.
Kohesi kelompok diukur dari :
a. keterikatan
anggota secara interpersonal satu sama lain
b. ketertarikan
anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok
c. sejauh mana
anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan
personalnya.
Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi
komunikasi dalam kelompok kohesif, sebagai berikut :
1.
Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh
dukungan kelompok. Jika gagasannya sesuai
dengan mayoritas anggota kelompok.
2.
Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih
mungkin dipengaruhi persuasi. Ada tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat,
keyakinan, dan tindakan.
3.
Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus
memperhitungkan distribusi komunikasi di antara
anggota-anggota kelompok.
4.
Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada
kelompok, kelompok yang lebih
kohesif akan cenderung menolak pesan.
5.
Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka
komunikator dapat meningkatkan kohesi kelompok agar kelompok mampu menolak
pesan yang bertentangan.
4) Kepemimipinan
Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif
mempengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan
adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok. Ada tiga
gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire.
F. BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI KELOMPOK
Telah banyak klasifikasi kelompok yang dilahirkan
oleh para ilmuwan sosiologi, namun dalam kesempatan ini kita sampaikan hanya
tiga klasifikasi kelompok.
1.
KELOMPOK
PRIMER DAN SEKUNDER
Charles Horton Cooley pada tahun 1909 (dalam
Jalaludin Rakhmat, 1994) mengatakan bahwa kelompok primer adalah suatu kelompok
yang anggota-anggotanya berhubungan akrab, personal, dan menyentuh hati dalam
asosiasi dan kerja sama. Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang
anggota-anggotanya berhubungan tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh
hati kita.
Jalaludin Rakhmat membedakan kelompok ini
berdasarkan karakteristik komunikasinya, sebagai berikut:
a. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan meluas.
Dalam, artinya menembus kepribadian kita yang paling tersembunyi, menyingkap
unsur-unsur backstage (perilaku yang kita tampakkan dalam suasana privat saja).
Meluas, artinya sedikit sekali
kendala yang menentukan rentangan dan cara berkomunikasi. Pada kelompok
sekunder komunikasi bersifat dangkal dan terbatas.
b. Komunikasi pada
kelompok primer bersifat personal, sedangkan kelompok sekunder nonpersonal.
c. Komunikasi
kelompok primer lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi, sedangkan
kelompok primer adalah sebaliknya.
d. Komunikasi kelompok
primer cenderung ekspresif, sedangkan kelompok sekunder instrumental.
e. Komunikasi
kelompok primer cenderung informal, sedangkan kelompok sekunder formal.
2. KELOMPOK KEANGGOTAAN DAN KELOMPOK
RUJUKAN
Theodore Newcomb (1930) melahirkan istilah kelompok
keanggotaan (membership group) dan kelompok rujukan (reference group).
Kelompok keanggotaan adalah kelompok yang
anggota-anggotanya secara administratif dan fisik menjadi anggota kelompok itu.
Sedangkan kelompok rujukan adalah kelompok yang
digunakan sebagai alat ukur (standard) untuk menilai diri sendiri atau untuk
membentuk sikap.
Menurut teori, kelompok rujukan mempunyai
tiga fungsi: fungsi komparatif, fungsi normatif, dan fungsi perspektif. Saya
menjadikan Islam sebagai kelompok rujukan saya, untuk mengukur dan menilai
keadaan dan status saya sekarang (fungsi komparatif. Islam juga memberikan
kepada saya norma-norma dan sejumlah sikap yang harus saya miliki-kerangka
rujukan untuk membimbing perilaku saya, sekaligus menunjukkan apa yang harus
saya capai (fungsi normatif).
Selain itu, Islam juga memberikan kepada saya cara
memandang dunia ini-cara mendefinisikan situasi, mengorganisasikan pengalaman,
dan memberikan makna pada berbagai objek, peristiwa, dan orang yang saya temui
(fungsi perspektif).
Namun Islam bukan satu-satunya kelompok rujukan
saya. Dalam bidang ilmu, Ikatan Sarjana Komunikasi Indonesia (ISKI) adalah
kelompok rujukan saya, di samping menjadi kelompok keanggotaan saya. Apapun
kelompok rujukan itu, perilaku saya sangat dipengaruhi, termasuk perilaku saya
dalam berkomunikasi.
3. KELOMPOK DESKRIPTIF DAN KELOMPOK PRESIKRIPTIF
John F. Cragan dan David W. Wright (1980) membagi
kelompok menjadi dua: deskriptif dan peskriptif.
Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok
dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah.
Berdasarkan tujuan, ukuran, dan pola komunikasi,
kelompok deskriptif dibedakan menjadi tiga:
a. kelompok tugas;
b. kelompok pertemuan dan
c. kelompok penyadar.
Kelompok tugas bertujuan memecahkan masalah,
misalnya transplantasi jantung, atau merancang kampanye politik. Kelompok
pertemuan adalah kelompok orang yang menjadikan diri mereka sebagai acara
pokok.
Melalui diskusi, setiap anggota berusaha belajar
lebih banyak tentang dirinya. Kelompok terapi di rumah sakit jiwa adalah contoh
kelompok pertemuan.
Kelompok penyadar mempunyai tugas utama menciptakan
identitas sosial politik yang baru. Kelompok revolusioner radikal; (di AS) pada
tahun 1960-an menggunakan proses ini dengan cukup banyak.
Kelompok preskriptif, mengacu pada langkah-langkah
yang harus ditempuh anggota kelompok dalam mencapai tujuan kelompok.
Cragan dan
Wright mengkategorikan enam format kelompok preskriptif, yaitu: diskusi meja bundar,
simposium, diskusi panel, forum, kolokium, dan prosedur parlementer.
G. Jenis-Jenis Komunikasi
Komunikasi seperti dipaparkan
didepan dapat berlangsung searah tetapi juga dapat berlangsung dua arah.
Komunikasi berlangsung searah bila dalam proses komunikasi itu tidak ada umpan
balik dari komunikan kepada komunikator.
Dalam proses ini komunikator
memberikan pesan kepada komunikan, dan komunikan menerima apa saja yang
dikemukakan oleh komunikator, tanpa memberikan respon balik terhadap pesan yang
diterimanya. Dengan demikian komunikasi lebih bersifat pasif.
Komunikasi yang dua arah adalah
komunikasi yang menempatkan komunikan lebih aktif, dalam arti komunikan dapat
atau diterima dari komunikator. Dengan demikian dalam komunikasi dua arah baik
komunikator maupun komunikan saling memberikan umpan, sehingga masing-masing
pihak aktif dalam proses komunikasi.
Dalam komunikasi dua arah komunikan
tidak hanya tinggal menerima saja pesan dari komunikator, tetapi ikut aktfi
menganalisis, menanggapi apa yang dikemukakan komunikator.
Bila komunikasi searah dibandingkan
dengan komunikasi dua arah, maka pada komunikasi dua arah merupakan komunikasi
yang menempatkan komunika lebih aktif dalam melihat pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
Dengan demikian pesan akan diterima
lebih mapan, lebih mantap bila dibandingkan dengan komunikasi yang searah. Oleh
karena itu komunikasi dua arah pada umumnya merupakan komunikasi yang lebih
baik daripada komunikasi yang searah.
SISTEM KOMUNIKASI INTERPERSONAL
A.
PENGERTIAN
komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang
membutuhkan pelaku atau personal lebih dari satu orang.
R Wayne Pace mengatakan bahwa komunikasi interpersonal
adalah Proses komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih
Komunikasi
jenis ini dibagi lagi menjadi komunikasi diadik, komunikasi publik, dan komunikasi kelompok
kecil. Komunikasi Interpersonal juga berlaku secara
kontekstual bergantung kepada keadaan, budaya, dan juga konteks psikologikal.
Cara dan bentuk interaksi antara individu akan tercorak mengikuti
keadaan-keadaan ini.
B.
PERSEPSI INTERPERSONAL
Persepsi
Interpersonal didefinisikan sebagai "memberikan makna terhadap stimuli
inderawi yang berasal dari seseorang(komunikan), yang berupa pesan verbal dan
nonverbal" (Jalaludin Rakhmat, 2005) kita pun bisa menyadari bahwa
ternyata kita pun hidup dalam persepsi orang lain. Dan orang lain pun hidup
dalam persepsi kita.
Syarat
persepsi interpersonal diantaranya
a.
stumuli
mungkin sampai kepada kita melalui lambang-lambang verbal atau grafis yang
disampaikan pihak ketiga.
b. mencoba memahami apa yang tampak
pada alat indera kita.
c.
faktor-faktor
personal dan karakteristik orang yang ditanggapi serta hubungan dengan orang
tersebut, menyebabkan persepsi interpersonal sampai cenderung untuk keliru
(objek tidak berekasi)
d. berobjekkan manusia kemudian menjadi
mudah salah
C. FAKTOR-FAKTOR SITUASIONAL PADA PERSEPSI INTERPERSONAL
Factor-faktor
situasional pada persepsi interpersonal terdiri dari :
1. Deskripsi verbal
Menurut eksperimen Solomon E. Asch,
bahwa kata yang disebutkan pertama akan mengarahkan penilaian selanjutnya.
Pengaruh kata pertama ini kemudian terkenal sebagai primacy effect. Menurut
teori Asch, ada kata-kata tertentu yang mengarahkan seluruh penilaian kita
tentang orang lain. Jika kata tersebut berada ditengah rangkaian kata maka
disebut central organizing trait.
Walaupun
teori Asch ini menarik untuk melukiskan bagaiana cara orang menyampaikan berita
tentang orang lain mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu, dalam
kenyataan kita jarang melakukannya. Jarang kita melukiskan orang dengan
menyebut rangkaian kata sifat. Kita biasanya mulai pada central trait, menjelaskan
sifat itu secara terperinci, baru melanjutkan pada sifat-sifat yang lain.
2.
Petunjuk
proksemik
Proksemik
adalah studi tentang penggunaan jarak daam menyamaikan pesan; istilah ini
dilahirkan oleh antroplog intercultural Eward T. Hall. Jarak yang dibuat
individu dalam hubungannya dengan orang lain menunjukkan tingkat keakraban di
antara mereka. Pertama, seperti Edward T. Hall, kita juga menyimpulkan
keakraban seorang dengan orang lain dari jarak mereka, seperti yang kita amati.
Kedua, erat kaitannya dengan yang pertama, kira menangapi sifat orang
lain dari cara orang itu membuat jarak dengan kita. Ketiga, caranya
orang mengatur ruang mempengaruhi persepsi kita tentang orang itu.
3.
Petunjuk
Kinesik
Petunjuk
kinesik adalah persepsi yang didasarkan kepada gerakan orang lain yang
ditunjukkan kepada kita. Beberapa penelitian membuktikan bahwa persepsi yang
cermat tentang sifat-sifat dari pengamatan petunjuk kinesik. Begitu pentingnya
petunjuk kinesik, sehingga apabila petunjuk-petunjuk lalin (seperti ucapan)
bertentangan dengan petunjuk kinesik, orang mempercayai yang terakhir. Mengapa?
Karena petunjuk kinesik adalah yang paling sukar untuk dikendalikan secara
sadar oleh orang yang menjadi stimuli (selanjutnya disebut persona
stimuli-orang yang dipersepsi;lawan dari persona penanggap).
4.
Petunjuk
Wajah
Dale
G. Leather mengatakan "Wajah sudah lama menjadi sumber informasi dalam
komunikasi interpersonal. Inilah alat yang sangat penting dalam menyampaikan
makna. Dalam beberapa detik ungkapan wajah dapat menggerakkan kita ke puncak
keputusan. Kita menelaah wajah rekan dan sahabat kita untuk perubahan-perubahan
halus dan nuansa makna dan mereka,pada gilirannya, menelaah kita."
5.
Petunjuk
paralinguistic
Yang
dimaksud paralinguistik ialah cara orang mengucapkan lambing-lambang verbal.
Jadi, jika petunjuk verbal menunjukkan aoa yang diucapkan, petunjuk
paralinguistik mencerminkan bagaimana mengucapkannya. Ini meliputi
tinggi-rendahnya suara, tempo bicara, gaya verbal (dialek), dan interaksi
(perilaku ketika melakukan komunikasi atau obrolan). Suara keras akan
dipersepsi marah atau menunjukkan hal yang sangat penting.
Tempo
bicara yang lambat, ragu-ragu, dan tersendat-sendat, akan dipahami sebagai
ungkapan rendah diri atau … kebodohan. Dialek ug digunakan menentukan persepsi
juga. Bila perilaku komunikasi (cara bicara) dapat memberikan petunjuk tentang
kepribadian persona stimuli, suara mengungkapkan keadaan emosional.
6.
Petunjuk
artifaktual
Petunjuk
artifaktual meliputi segala macam penampilan (appearance) sejak potongan
tubuh, kosmetik yang dipakai, baju, pangkat, badge, dan atribut-atribut
lainnya. Bila kita mengetahui bahwa seseorang memiliki satu sifat (misalnya,
cantik atau jelek), kita beranggapan bahwa ia memiliki sifat-sifat tertentu
(misalnya,periang atau penyedih); ini disebut halo effect. Bila kita
sudah menyenangi seseorang, maka kita cenderung melihat sifat-sifat baik pada
orang itu dan sebaliknya.
D.
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR PERSONAL PADA
PERSEPSI INTERPERSONAL
Faktor Personal pada persepsi
interpersonal :
1. Pengalaman
Pengalaman
tidak selalu lewat proses belajar formal. Pengalaman kita bertambah juga
melalui rangkaian peristiwa yang pernah kita hadapi.(Jalaludin Rahmat,2005:89)
Penglaman sangat mempengaruhi kecermatan persepsi, terkadang pengalaman sangat
membantu tapi pengalaman pula kerap kali yang membuat kita terbelenggu dalam
mempersepsi
2. Motivasi
Motivasi
lebih menstimulus kita untuk melakukan respon, misalnya ketika kita lelah kita
akan lebih memilih untuk beristirahat. Motivasi yang sering mempengaruhi
persepsi interpersonal adalah kebutuhan untuk mempercayai "dunia yang
adil" artinya kita mempercayai dunia ini telah diatur secara adil (Jalaludin
Rahmat ,2005)
3. Kepribadian
Secara
kasar definisi Kepribadian adalah susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang
menentukan perbedaan tingkah laku atau tindakan dari tiap tiap individu manusia
(Koentjaraningra, 2009) kepribadian komunikator dan komunikan sangat
mempengaruhi persepsi yang ada.
E.
PROSES PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN
KESAN
Proses Pembentukan Kesan :
1. Steorotyping
Stereotipe
adalah pendapat atau prasangka mengenai orang-orang dari kelompok tertentu,
dimana pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa orang-orang tersebut termasuk
dalam kelompok tertentu tersebut. Stereotipe dapat berupa prasangka positif dan negatif, Sebagian orang
menganggap segala bentuk stereotipe negatif. Stereotipe jarang sekali akurat,
biasanya hanya memiliki sedikit dasar yang benar, atau bahkan sepenuhnya
dikarang-karang (wikipedia). Stereotyping ini juga menjalaskan
terjadinya primacy effect dan halo effect yang sudah kita
jelaskan dimuka. Primacy effect secara sederhana menunjukkan bahwa kesan
pertama amat menentukan; karena kesan itulah yang menentukan kategori. Begitu
pula, halo effect. Persona stimuli yang sudah kita senangi telah
mempunyai kategori tertentu yang positif, dan pada kategori itu sudah disimpan
semua sifat yang baik(Jalaludin Rahmat , 2005)
2.
Implicit
personality theory
Memberikan
kategori berarti membuat konsep. Konsep "makanan" mengelompokkan
donat, pisang, nasi, dan biscuit dalam kategori yang sama. Konsep
"bersahabat" meliputi konsep-konsep ramah, suka menolong, toleran,
tidak mencemooh dan sebagainya. Disini kita mempunya asumsi bahwa orang ramah
pasti suka menolong, toleran, dan tidak akan mencemooh kita. Setiap orang
mempunyai konsepsi tersendiri tentang sifat-sifat apa yang berkaitan dengan
sifat-sifat apa. Konsepsi ini merupakan teori yang dipergunakan orang ketika
membuat kesan tentang orang lain. Teori ini tidak pernah dinyatakan, kerena itu
disebut implicit personality theory. Dalam kehidupan sehari-hari, kita
semua psikolog, amatir, lengkap dengan berbagi teori kepribadian. Suatu hari
anda menemukan pembantu anda sedang bersembahyang, anda menduga ia pasti jujur,
saleh, bermoral tinggi. Teori anda belum tentu benar, sebab ada pengunjung
masjid atau gereja yang tidak saleh dan tidak bermoral. (Jalaludin Rahmat ,2005
3.
Atribusi
Atribusi
adalah proses menyimpulkan motif, maksud, dan karakteristik orang lain dengan
melihat pada perilakunya yang tampak (Baron dan Byrne, 1979). Fritz Heider
(1958) adalah yang pertama menelaah atribusi kausalitas. Menurut Heider, bila
kita mengamati perilaku sosial, pertama-tama kita menentukan dahulu apa yang
menyebabkannya; factor situasional atau personal; dalam teori atribusi lazim
disebut kausalitas eksternal dan kausalitas internal (Jones dan Nisbett, 1972).
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Bahwa secara umum tujuan
diadakannya bimbingan dan konseling yaitu untuk membantu peserta didik atau
siswa dalam memahami diri dan lingkungan, mengarahkan diri, menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan mengembangkan potensi dan kemandirian diri secara optimal
pada setiap tahap perkembangannya.
B.
PENUTUP
Demikian
makalah ini penulis susun, semoga dapat memberi manfaat bagi siapa saja yang
membacanya. Tentulah penulis menyadari akan kekurangan dalam makalah ini.
Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
perbaikan makalah yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Anisa tia ulfa konsep dasar BK
Anisatiaulfa.blogspot.com/2013/04/konsep-dasar-bk-di-sd.html